SULTENG RAYA-Menghadapi hegemoni persaingan di dunia pendidikan, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu terus menggenjot peningkatan akreditasi institusi dan prodi serta peningkatan SDM tanaga pengajar.

Dari 17 prodi yang ada, delapan diantaranya kini sudah terakreditasi B, sementara sisanya tengah dalam proses. Rektor Unismuh Palu Dr Rajindra beranggapan, dengan adanya peningkatan akreditasi tersebut nilai jual kampus dimata masyarakat semakin bagus.

Sebab tolak ukur perbandingan kualitas antara Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) hanya dapat dilihat dari akreditasi. Dengan meningkatnya akreditasi institusi dan prodi yang dimiliki Unismuh Palu dapat menjadi kampus alternatif pilihan masyarakat.

Sebagaimana diketahui, jika saingan terberat kampus-kampus swasta di Indonesia khususnya Sulawesi Tengah adalah PTN, yang mampu menjaring hingga belasan ribu mahasiswa baru.

“Kita tidak bisa juga melarang PTN menjaring mahasiswa sebanyak-banyaknya, karena itu hak mereka, ya kita sebagai swasta harus bisa berusaha bersaing dengan cara meningkatkan kualitas yang kita miliki, agar kita bisa dilirik, seperti PTN bisa dilirik karena memiliki kualitas yang bagus,”kata Rajindra, Selasa (25/9/2018).

Untuk itu kata Rajindra, belum lama ini pihaknya telah mendatangkan mentor internal Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah  untuk melatih tim penyusunan borong prodi-prodi dan fakultas yang ada di kampus Unismuh Palu. Dengan harapan, melalui pelatihan tersebut, tim penyusunan borang dapat mengetahui persis cara penyusunan borang sehingga dapat meminimalisir kesalahan, dan pada akhirnya akreditasi yang diharapkan bersama dapat terwujud.

Begitu juga dengan peningkatan SDM tenaga pengajar, rektor terus mendorong peningkatan kualifikasi pendidikan dosen, dosen yang masih berkualifikasi S2 didorong melanjutkan pendidikan S3. Bahkan dalam waktu dekat ini, rektor berencana menjalin kerjasama dengan Universitas Tadulako (Untad) Palu untuk menampong dosen-dosen Unismuh Palu yang masih S2 bisa melanjutkan pendidikan S3 di kampus ini.

Selain juga memaksimalkan kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi luar negeri yang sebelumnya sudah MoU dengan Unismuh Palu.

Bukan hanya itu, yang tidak kalah penting kata Rajindra, adalah pembenahan administrasi keuangan dan transparansi dalam pengelolaan keuangan dengan cara penggunaan sistem yang terintergrasi. “Kita inginkan tidak ada lagi mahasiswa membayar di fakultas-fakultas, tapi tinggal satu tempat yakni di universitas (sistem sentralisasi),”jelas Rajindra.

Dengan cara itu kata Rajindra, pengelolaan keuangan lebih tertib dan mudah terkontrol.

Sebelumnya, dilansir dari laman berita Antaranews, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mendorong perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia untuk percaya diri bersaing dengan perguruan tinggi negeri (PTN). Dimana di era kompetisi, bukan lagi melihat status kampus negerin atau swasta, namun melihat kualitas kampus itu.

Olehnya itu, dia mengajak civitas akademika kampus swasta harus berani meninggalkan paradigma soal sekat PTN dan PTS, karena sejatinya dua entitas itu memiliki kesetaraan. Perbedaan kampus negeri dan swasta, kata dia, hanya pada sektor pembiayaan. PTN dibiayai negara sementara PTS dibiayai oleh perguruan tinggi itu sendiri.

Sementara soal kualitas kampus, lanjut dia, adalah tergantung dari proses pembelajaran di perguruan tinggi tersebut, entah itu negeri ataupun swasta. Nasir mengatakan jika kampus negeri tidak mengelola dengan baik maka bisa gulung tikar kalah dengan swasta. Sementara perguruan tinggi swasta yang dikelola dengan baik maka bisa mengalahkan negeri.

“Saat ini era persaingan. Manakala tidak mau bersaing maka akan ditinggalkan mahasiswa. Mahasiswa akan meninggalkan perguruan tinggi itu. Kalau kualitas makin baik maka akan dicari mahasiswa. Itu saja. Negeri dan swasta akan sama, tinggal mau bersaing atau tidak,” kata dia.

Terkait intervensi Kemristekdikti dalam menjaga kualitas kampus negeri dan swasta tetap setara dan tetap dalam standar adalah lewat akreditasi. Menurut dia, dengan akreditasi kampus yang dilakukan pemerintah bisa menjaga ritme proses pendidikan di kampus agar tetap dalam standar yang baik.

“Lewat akreditasi itu akan setara. Kalau akreditasi kampus itu A dari PTN dan PTS, maka negeri dan swasta sama. Ini yang penting. Artinya pemerintah untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi swasta itu dengan melakukan pendampingan, juga untuk perguruan tinggi negeri,” katanya. AMI (sulteng raya)