Masa Ta’aruf (Masta) Mahasiswa Baru tahun 2019 telah berakhir pekan kemarin, Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu, Dr. Rajindra melalui wakilnya bidang kemahasiswaan Ir. Syaifuddin Nasrun berharap, para peserta Masta tersebut dapat menjadi pionir baru bagi Muhammadiyah Sulawesi Tengah.

Sebagai Pionir, disarankan agar nantinya mereka semua mengikuti Baitul Arqam sebagai wadah penanaman pemahaman aqidah yang lurus sebagaimana tuntunan Nabi Muhammad SAW, Al Quran dan hadits.

Karena Unismuh Palu kata Syaifuddin, tidak hanya ingin melahirkan lulusan yang cerdas secara akademik intelektual, namun juga ingin melahirkan lulusan yang memiliki kecerdasan emosional dan spiritual, terutama memiliki aqidah yang lurus.

Selain itu, mereka juga diminta segera bergabung dengan organisasi yang diakui di kampus ini, yakni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) baik ditingkat fakultas maupun di tingkat universitas, dimana didalamnya tergabung sejumlah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sebagai wadah tempat mahasiswa menyalurkan dan mengembangkan bakat dan minatnya.

“Ketika seorang kader menjadi pionir dalam sebuah organisasi, maka peranannya tentu sangat dibutuhkan demi kemajuan organisasi tersebut. Sumbangsih pemikirannya menjadi pilar yang mamperkokoh ketangguhan dari organisasinya,” ungkapnya. Ahad (25/8/2019).

Namun kata Syaifuddin, dalam berorganisasi harus disadari bahwa itu adalah tempat belajar, berlatih dan mengasah kemampuan dalam organisasi. “Sebagai remaja dan pemuda penerus bangsa, jangan mengutamakan style dari pada otak, dan jangan lebih menyukai hal-hal yang bersifat hura-hura,” pesan Warek III.

Permasalah-permasalahan inilah yang harus segera dijawab oleh sebuah organisasi, terutama oleh IMM yang merupakan kepanjangan tangan dari Muhammadiyah yang bergerak dalam ruang lingkup mahasiswa, organisasi ini diharapkan selalu mengedepankan intelektual sebagai basis pergerakan. Karena tidak mudah bagi sebuah organisasi untuk tetap bergerak aktif tanpa didukung oleh kader unggulan yang dimilikinya. Kelangsungan dan kelanggengan organisasi tidak dapat dilepaskan dari adanya kader yang loyal terhadap organisasi dimana ia bernaung. Kader-kader inilah yang nantinya diharapkan dapat melanjutkan laju organisasi dengan lebih baik dibanding sebelumnya.

Namun pada kenyataannya, kader-kader yang mampu untuk mengemban tugas organisatoris dengan baik tidak dapat tercipta begitu saja. Diperlukan sebuah proses yang berkesinambungan untuk mencapai kearah sana. Namun yang jadi permasalahan adalah bagaimana membentuk kader-kader yang loyal sehingga mampu bertindak secara militan bagi organisasinya.

“Tentunya untuk melaju kearah sana, diperlukan usaha yang tidak mudah serta harus optimal. Sebagai sebuah organisasi yang sedang menggeliat untuk mengembalikan kembali semangat dalam bergerak maka kita sebagai seorang kader ikatan harus lebih membangun kembali kesadaran dan pemahaman terhadap visi dan misi ikatan dalam rangka mencapai tujuannya, yaitu menguasahakan terbentuknya akademisi islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah,” jelas Syaifuddin.

Sumber: https://sultengraya.com/83350/peserta-masta-diharapkan-jadi-pionir-muhammadiyah-2/