Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu, Dr. Rajindra SE., MM mengajak kepada seluruh civitas akademika Unismuh Palu dan Umat Islam pada umumnya mendoakan keselamatan masyarakat Palestina.

Katanya, sekalipun saat ini sudah ada kesepakatan gencatan senjata antara pihak faksi perlawanan Palestina dan pihak Israel, namun doa untuk keselamatan warga Palestina tidak bisa berhenti, mengingat berdasarkan pengalaman selama ini, pihak Israel paling sering menghianati perjanjian.

“Berdasarkan pengalaman selama ini, Israel itu paling sering menghianati perjanjian, sehingga doa kita jangan perna berhenti, agar saudara kita warga Palestina diberi ketabahan dan kekuatan atas musibah ini,”ujar rektor. Ahad (23/5/2021).

Katanya, sikap simpati tersebut bukan hanya semata-mata karena adanya hubungan emosional sebagai sesama umat Islam, melainkan karena ini adalah tuntutan dari sikap konstitusi Indonesia, dimana dalam pembukaan UUD 1945 alinea satu, menyatakan bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.

Begitu juga kata Rajindra, bahwa tujuan dari bernegara itu terdapat dalam alinea ke empat pada pembukaaan UUD 1945, yakni salah satunya adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dimana ada penjajahan sudah pasti di situ tidak ada keadilan sosial.

Hal yang sama kata rektor, penjabaran dalam sila kedua pada Pancasila, yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, pada prinsipnya menegaskan bahwa Indonesia Merdeka yang berada pula pada lingkungan kekeluargaan bangsa-bangsa.

Prinsip Internasionalisme dan Kebangsaan Indonesia adalah Internasionalime yang berakar di dalam buminya Nasionalisme, dan Nasionalisme yang hidup dalam sarinya Internasionalisme. Akan dihargai dan dijunjung tinggi hak-hak asasi manusia. Pancasila taman kebangsaan, menegaskan Indonesia merupakan bagian dari kemanusiaan, dituntut oleh Sila ini mengembangkan nilai-nilai universal yang persaudaraan dunia berdasarkan kemanusiaan yang berkeadilan dan berkeadaban.

Sehingga kata rektor, wajar-wajar saja jika warga Indonesia mengambil sikap dan berempati untuk mendukung kemerdekaan Palestina. “Saya kira bukan hanya persoalan Palestina, melainkan ini berlaku untuk semua negara, Negara mana saja dijajah, Indonesia pasti mendukung kemerdekaannya karena itu, karena itu adalah sikap konstitusi kita,”jelas rektor.

Sejalan dengan itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan alasan membela Palestina. Menurutnya, membela Palestina sama saja dengan menerapkan nilai-nilai konstitusi. Oleh karena itu, Haedar meminta, jika ada kasus serupa berupa penjajahan, meski tidak terkait dengan agama, harus tetap dibela.

Awalnya Haedar mengungkapkan alasan Muhammadiyah mendukung membela Palestina. Haedar mengingatkan di dalam amanat pembukaan UUD 1945 menegaskan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.

Oleh karena itu, ia meminta warga Indonesia kembali diberi penegasan untuk memahami amanah konstitusi. Tak hanya itu, Muhammadiyah juga meminta umat Islam berjuang membela kelompok tertentu yang dijajah meski bukan sesama agama.

“Jadi intinya bahwa kita pahamkan warga dan elite bangsa kita yang belum paham sejarah dan konstitusi, juga jiwa konstitusi Indonesia bahwa bela Palestina dan bela setiap hal yang mirip dengan Palestina,” ujarnya.

“Nah orang Islam juga harus jujur dan adil kalau ada peristiwa yang sama dan menimpa golongan lain kebetulan misalkan yang tidak terikat dengan golongan agama kita, kita pun harus membela, jangan diam. Jadi Muhammadiyah juga harus adil membela setiap peristiwa yang menjadi korban dari agresi dan tindakan semena-mena atas nama apa pun,” imbuhnya.

Sumber: https://sultengraya.com/read/110384/rektor-unismuh-palu-ajak-umat-doakan-keselamatan-warga-palestina/