Di usia ke-109 tahun, Organisasi Kemasyarakatan Muhammadiyah telah bertransformasi dari gerakan kampung di  Kauman, Yogyakarta menjadi sebuah gerakan internasional.

Berawal dari sebuah madrasah kecil di Kauman kini telah menjelma menjadi sebuah kekuatan besar dengan memiliki 164 Perguruan Tinggi tersebar di seluruh Indonesia, TK,Paud, KB 22.000, SD/MI 2.766, SMP/MTs 1.826, SMA/SMK 1.407, RS/Klinik 364, Panti Asuhan 384, Masjid/Mushola 20.198, dan Ponpres 356.

Memiliki 28 cabang istimewa  di luar negeri dan 2 cabang sister organization di luar negeri yakni Singapura dan Thailand. Begitu juga  telah berdiri lembaga pendidikannya di luar negeri, diantaranya TK di Singapura dan Kairo, serta kini telah berdiri perguruan tingginya di Malaysia diberi nama Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), dan juga kini tengah berproses di Australia.

Belum lagi kiprah lembaga-lembaga kemanusiaanya seperti Muhammadiyah Disaster Management Cente (MDMC) telah mendapatkan pengakuan lembaga dunia seperti WHO atas kiprahnya di dunia, begitu juga kiprah Lazismu terus bergerak menebarkan manfaat di masyarakat dunia.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof.Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed, melalui virtual mengajak kepada seluruh warga perserikatan Muhammadiyah di Sulawesi Tengah menyukuri karunia Allah tersebut. Karena di usia 109 Tahun Muhammadiyah masih terus eksis menyebar manfaat di tengah umat, bangsa dan dunia saat ini.

“Banyak organisasi yang tidak sampai 100 tahun, jikapun ada keberadaan tidak berarti karena tidak punya gerakan, namun berbeda dengan Muhammadiyah, Muhammadiyah satu diantara sedikit Organisasi yang masih eksis di usia 100 karena gerakannya semakin banyak seiring dengan bertambahnya usia, inilah yang harus kita syukuri,”ujar Prof Mu’ti, di gedung rektorat Unismuh Palu, melalui virtual dalam rangka perayaan Milad ke-109 Muhammadiyah, Ahad (21/11/2021).

Namun katanya, dengan bertambah dan bertumbuhnya Amal Usaha yang dimiliki Muhammadiyah tersebut, harus seiring dengan kualitas anggota dan pengelolahnya.

Katanya, kader Muhammadiyah juga harus bisa menjaga jati dirinya, yakni senantiasa menebar manfaat, menolong tanpa melihat latar belakang masyarakat, harus menjadi Ummatan Wasathan yang unggul di segala lini,  Muhammadiyah harus menjadi pemersatu umat dan pemersatu bangsa. “Jangan perna berhenti memberi, itulah jati diri Muhammadiyah, kepribadian Muhammadiyah, semangat surah al-Ma’un,”pesan Prof Mu’ti.

Dengan kekuatan yang dimiliki Muhammadiyah serta jaringannya, Ia yakin dan optimis masalah yang tengah dihadapi bangsa ini berupa Covid-19 beserta dampak turunanya bisa diatasi dengan bersama-sama.

Diakhir sambutannya, Ia berharap warga Muhammadiyah di Sulawesi Tengah tidak lagi hanya berada dibelakang dakwah, namun harus juga melakukan pembaharuan, serta berharap rumah sakit PKU Siti Fadila Supari milik PWM Sulteng yang tengah dibangun saat ini dapat menjadi rumah sakit yang repsentatif untuk masyarakat Sulawesi Tengah.

Sementara itu, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulteng, Hadie Sucipto, BSc, S.Ag, M.Pdi, mengatakan, perayaan Milad sebagai tolak ukur kesekian kalinya untuk mengintrospeksi diri, apakah sebagai warga Muhammadiyah sudah sejalan dengan jati diri Muhammadiyah itu, mengingat Muhammadiyah adalah sebuah organisasi gerakan, olehnya setiap warga Muhammadiyah harus bergerak agar manfaat kehadiran Muhammadiyah bisa dirasakan masyarakat, dan konsisten dalam gerakan itu.

“Kalau ada orang Muhammadiyah tidak bergerak, perlu dipertanyakan kemuhammadiyaannya,”ujar Hadie Sucipto.

Ia berharap, agar semua warga Muhammadiyah di Sulawesi Tengah ini mengamalkan dan menjalankan jati diri Muhammadiyah itu, bergerak menebar manfaat di tengah umat beragama di Sulawesi Tengah ini, tanpa melihat latar belakang masyarakat.

Rektor Unismuh Palu, Prof. Dr. H. Rajindra, SE., MM menguraikan jika perayaan Milad ke-109 Muhammadiyah di Sulawesi Tengah di pusatkan di kampus biru Muhammadiyah Palu dan diikuti secara virtual Unismuh Luwuk.

Berharap di milad kali ini memberikan semangat baru di tengah pandemi Covid-19, optimis bisa melewati masa-masa sulit, serta Muhammadiyah di Sulawesi Tengah terus bertumbuh menebar manfaat di masyarakat sebagai mana tujuan dari perserikatan Muhammadiyah itu sendiri.

Sumber: https://sultengraya.com/read/121764/muhammadiyah-dari-gerakan-kampung-ke-gerakan-internasional/