Melalui Proyek Building Universities in Leading Disaster Resilience (BUiLD), Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu telah melalukan Focus Group Discussion (FGD) terkait kebencanaan.

Kegiatan tersebut dilangsungkan secara virtual dengan menghadirkan sejumlah peserta yang selama ini terlibat dalam hal penanganan kebencanaan, mulai dari PMI, Basarnas, KOREM 132/Tadulako, MDMC, BMKG, Media, dan LSM.

Dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai bagaimana seharusnya unit kebencanaan di tingkat universitas, sebagaimana diketahui jika di Kampus Biru Unismuh Palu telah terbentuk Unit Kebencanaan yang diberi nama Sintuvu sejak 2019 silam.

“Menghimpun informasi untuk membuat standar unit kebencanaan itu seperti apa, apa yang harus dilakukan, harus bekerjasama dengan apa, apa inti-inti kegiatan dalam sebuah unit kebencanaan itu, inilah yang ingin kami dapatkan dari FGD tersebut,”jelas Sekretaris Sintuvu, Dr. Sri Jumiyati, S.P., M.Si, Sabtu (27/11/2021).

Dalam FGD itu, para peserta telah memberikan masukan-masukan kepada Unit Kebencanaan Sintuvu dan direkam oleh pihak panitia untuk selanjutnya dimasukan dalam dokumen ke pihak BUiLD.

Unismuh Palu sendiri telah tergabung dalam proyek BUiLD sejak akhir 2019, bersama sejumlah universitas lainnya di Indonesia, masing-masing Universitas Ahmad Dahlan/UAD dan Universitas Islam Indonesia/UII (Yogyakarta), President University (Jakarta), Universitas Surabaya/Ubaya (Surabaya), Universitas Andalas/Unand (Padang), Universitas Lambung Mangkurat/Unlam (Banjarmasin), dan Universitas Khairun (Ternate).

Selain delapan universitas itu, juga terdapat empat universitas dari luar negeri, masing-masing dari negara Papua Nugini, Australia, Inggris, dan Jerman.

Menurut Fika Omolu, salah seorang anggota Unit Kebencanaan Sintuvu mengatakan, jika ini bukan FGD pertama yang dilakukan oleh Sintuvu, karena sebelumnya sudah ada FGD untuk mahasiswa  dua kelompok, dosen, staff, dan pengguna.

Kata Fika, sejak tergabung dalam proyek ini di akhir tahun 2019, membuat Sintuvu lebih terarah. Bahkan dalam waktu dekat ini Ia tengah menantikan program kebencanaan baru yang bisa diimplementasikan langsung. “Saat ini kami tengah menunggu alatnya datang,”ujar Fika.

Selain itu, pihaknya juga telah mengusulkan ke pihak universitas terkait memasukan mata kuliah kebencanaan ke dalam kurikulum lewat worksop kurikulum, dan telah disetujui oleh pihak universitas. Bahkan katanya semester depan, sudah ada sejumlah prodi yang memasukan mata kuliah kebencanaan itu ke dalam kurikulum, dan diajarkan ke mahasiswa.

Tidak cukup sampai di situ, Sintuvu juga sudah melakukan berbagai kegiatan seperti pasar murah di bulan Suci Ramadan, mengikut sertakan enam dosen dalam penelitian terkait kebencanaan, dan lomba terkait penanganan Covid-19. “Memang kita membuat kegiatan-kegiatan terkait kebencanaan yang terangkum dalam Tri Dharma, jadi bisa jadi pengajaran, penelitian, dan pengabdian,”sebutnya.

Sumber: https://sultengraya.com/read/122266/build-unismuh-palu-lakukan-fgd-kebencanaan/