Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu, ditunjuk sebagai Koordinator Tim Percepatan Penurunan Angka Stunting di Kabupaten Buol oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Penunjukan tersebut, sebagai bagian dari upaya memperbesar peran yang dimiliki perguruan tinggi dalam melakukan upaya percepatan penurunan angka stunting di Indonesia. Setelah sebelumnya, BKKBN bekerja sama dengan Forum Rektor Indonesia lewat platform dana pendamping Kedaireka milik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Kedaireka merupakan platform yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbudristek. Lewat platform tersebut, kegiatan yang dilakukan secara terpadu terkait dengan upaya percepatan penurunan angka stunting akan memanfaatkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Penunjukan Unismuh Palu tersebut diwujudkan dalam bentuk penandatanganan MoU bersama dengan sejumlah perguruan tinggi lainnya di Sulawesi Tengah dengan BKKBN Sulteng di salah satu hotel di Kota Palu.

Wakil Rektor Bidang Akademik Unismuh Palu, Sudirman, S.KM., M.Kes mengatakan, kerjasama itu dimulai berjalan di Tahun 2022 ini. Dimana nantinya 60 persen berbentuk program dan 40 persen adalah inovasi.

Nantinya, Unismuh Palu akan bersama-sama dengan BKKBN Kabupaten Buol melakukan sejumlah program dan inovasi  percepatan penurunan angka stunting di kabupaten itu. Mengingat saat ini, Presiden Joko Widodo menunjuk BKKBN sebagai lembaga negara pelaku utama penanganan penurunan angka stunting di Indonesia.

Lebih lanjut kata Sudirman, nantinya terdapat lima pilar dalam program yang akan dilakukan, pertama peningkatan komitmen dan kepemimpinan pemerintah desa/kelurahan.

Kedua, penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset dan inovasi. Ketiga, komunikasi perubahan prilaku dan pemberdayaan masyarakat dalam hal gizi, prilaku sehat, gotong royong, dan kemandirian.

Keempat, konfergensi intervensi spesifik dan sensitif, melalui pendekatan kampung keluarga berkualitas. Dan pilar kelima berupa katahanan pangan ditingkat individu, keluarga, dan masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan bahan pangan lokal.

Katanya, dimana salah satu penyebabnya terjadinya stunting itu adalah karena sang ibu tidak memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi, sehingga menyebabkan buah hatinya turut kekurangan nutrisi. “Selain itu, rendahnya asupan vitamin dan mineral yang dikonsumsi ibu, bisa ikut memengaruhi kondisi malnutrisi pada janin,”sebut Sudirman.

Untuk itu katanya, melalui kerjasama itu nantinya akan lebih diperluas lagi sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya asupan makanan yang sehat dan gizi pada ibu hamil.

Sumber:https://sultengraya.com/read/129084/unismuh-palu-jadi-koordinator-tim-penanganan-stunting-di-buol/