Mahasiswa Fakultas Keguruan  Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu yang tergabung dalam IMM FKIP, HIMAPAUD, HIMAPENBRIS, dan BEM FKIP mengunjungi Panti Asuhan Baitul Rahim melakukan penyaluran bantuan berupa sembako, Ahad (20/3/2022).

Kegiatan tersebut sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap anak-anak panti asuhan yang berdiri sejak 1998 itu, dimana beberapa pekan lalu beredar video mereka hanya makan nasi tanpa lauk.

“Sudah berapa tahun ini tidak ada lagi dana bantuan masuk dari Dinas Sosial. Jangankan uangnnya, dikunjungi saja sudah tidak pernah,” ucap penanggungjawab panti Bahar.

Katanya, panti Asuhan Baitul Rahim sudah enam tahun terakhir ini tidak pernah lagi tersentuh bantuan dari Pemerintah Kota Palu dalam hal ini Dinas Sosial Kota Palu.

Padahal katanya, hadirnya Dinas Sosial Kota Palu adalah untuk menaungi segala persoalan yang berkaitan dengan kemanusiaan, terlebih lagi dalam UUD 1945 Pasal 34 menegaskan bahwa negara memelihara anak terlantar dan fakir miskin.

Ketua IMM Bidang Hikmah dan Advokasi IMMawan Anca Dunggio, turut serta dalam kegiatan itu menyayangkan perihal  tersebut. “Kami dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sangat menyayangkan persoalan yang terjadi pada Panti Asuhan Baitul Rahim Kota Palu, IMM berharap agar kedepan Dinas Sosial Kota Palu, segera terketuk serta tersentuh hatinya, untuk peduli dan terdorong dengan memperhatikan nasib anak-anak panti asuhan tersebut yang kurang lebih berjumlah 35 orang anak panti,”sebutnya.

Katanya, mereka para anak panti itu adalah bagian dari anak bangsa yang kelak sebagai pelopor pelangsung serta penyempurna umat, agama serta negara. Mereka juga berhak mendapatkan jaminan perlindungan dari Negara, sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 Pasal 34 .

Untuk itu, Ia meminta kepada Dinas Sosial dan DPRD Kota Palu agar bisa memberikan solusi atas kejadian yang terjadi serta mampu memecahkan masalah kemanusiaan tersebut.

Di sisi lain, terkait kegiatannya itu, Ia mengatakan bahwa sudah menjadi satu keharusan  sebagai mahasiswa khususnya kader IMM sebagai sosial of control, agar lebih peka terhadap realitas sosial yang terjadi. Terlebih lagi penegasan dalam QS Al-ma’un bahwa orang-orang yang mendustakan agama itu adalah orang-orang yang menghardik anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin.

“Jadi seorang kader IMM itu berat, jangan baper, karena masih banyak rakyat yang lapar. Kader IMM harus cerdas, kader milenial harus menjadi TOA perubahan,”ujar IMMawan Anca Dunggio.

Sumber:https://sultengraya.com/read/129500/mahasiswa-fkip-unismuh-palu-berbagi-di-panti-asuhan-baitul-rahim/