Civitas Akademika Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu telah melaksanakan Syawalan pasca Idul Fitri 1443 H, pekan kemarin tepatnya Kamis (12/5/2022) di gedung Islamic Center.

Syawalan tersebut dihadiri sejumlah pejabat di lingkungan Kampus Biru Unismuh Palu, Rektor, para Wakil Rektor, dekan, kepala-kepala lembaga, dosen dan pegawai yang ada di Unismuh Palu, termasuk juga di hadiri sejumlah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Tengah.

Sekaligus katanya, ini sebagai ajang silaturahim sebagai upaya membangun kebersamaan baik sesama pimpinan cabang, pimpinan ranting, amal usaha, ortom dan seluruh warga Muhammadiyah. “Dua tahun terakhir ini silaturrahmi secara langsung sangat terbatas akibat pandemi Covid-19, kita sangat dibatasi, melalui inilah kita kembali rajut silaturrahmi itu melalui syawalan ini,”sebut Prof Rajindra.

Bertindak membawa hikmah syawalan, Ketua Badan Pembina Harian (PBH) Unismuh Palu Moh. Amin Parakkasi, mengatakan Bulan Syawal adalah bulan peningkatan, artinya harus ada peningkatan yang bisa dilakukan dibanding bulan-bulan lainnya di luar dari bulan suci Ramadhan.

“Syawal itu naik, artinya harus meningkat. Harus lebih meningkat dari bulan-bulan sebelum ramadhan. Baik itu puasa, salat, bacaan Alquran dan ibadah-ibadah lainnya,”pesan Amin.

Selain itu, rasa syukur juga harus meningkat, ini harus menyatu dengan iman, karena lawan dari syukur itu adalah kufur. Katanya ini adalah kunci utama dalam kebahagiaan. “Ketika kita bersyukur, ada rasa bahagia di dalamnya. Jika kita bersyukur Allah akan menambah  nikmat di masa-masa akan datang,”ujarnya.

Berikutnya adalah kecerdasan spiritual, ini juga katanya harus bisa meningkat, karena esensi bulan puasa salah satunya adalah menghasilkan manusia yang memiliki kecerdasan spiritual, ini sangat dibutuhkan di zaman-zaman saat ini.

Tidak kalah penting katanya adalah silaturahim, ini juga sangat penting dipelihara dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara jitu dalam menyambung dan memelihara silaturahim adalah memberi maaf kepada orang lain.

Sekalipun katanya, memberi maaf ini tantangannya berat, tidak mudah semua orang mampu melakukan itu. Karena memberi maaf itu butuh jiwa yang sehat, tidak ada penyakit hati di dirinya.

Penyakit hati sebut Amin yang paling sulit memberi maaf adalah sifat sombong. Itu adalah penyakit iblis. Namun ingat katanya, tidak masuk syurga yang ada dalam hatinya penyakit sombong.

Sumber:https://sultengraya.com/read/132729/civitas-unismuh-palu-rajut-silaturhami-melalui-syawalan/