SULTENG RAYA-Juru Bicara (Jubir) Kementerian Keamanan (Kemenhan) Dr. Dahnil Azhar Simanjuntak telah mengisi pengajian bulanan yang dilaksanakan oleh Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan dan Pembinaan Al-Islam dan Kemuhammadiyaan (LP2AIK) Unismuh Palu, Sabtu (16/7/2022).

Pengajian secara virtual tersebut diikuti oleh para pejabat, dosen, staf, mahasiswa Unismuh Palu dan juga masyarakat umum, dengan tema “Islam dan Demokrasi dalam Prespektif Pertahanan dan Keamanan”.

Rektor Unismuh Palu, Prof. Dr. H. Rajindra, SE., MM saat membuka pengajian bulanan tersebut, berharap Mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah itu kedepan bisa hadir secara fisik di kampus biru Unismuh Palu, pasalnya banyak hal yang diharapkan dapat dibagi ke civitas akademika Unismuh Palu dan khususnya mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. “Semoga kedepan Dr. Dahnil bisa hadir langsung secara fisik di kampus ini,”harap Prof Rajindra.

Terkait tema kata Prof Rajindra, kali ini cukup menarik, mengingat dalam waktu dekat bangsa Indonesia akan melakukan pesta demokrasi. “Tentu kita semua membutuhkan pandangan-pandangan terkait demokrasi dalam Islam itu seperti apa, dengan kehadiran Dr. Dahnil akan menambah wawasan dan pengetahuan kita,”sebut Prof Rajindra.

Dalam pemaparan Jubir Kemenhan tersebut mengatakan, politik itu adalah tentang mensiasati dunia dalam mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati agar mentaati kebenaran serta menetapi kesabaran.

Dimana dalam dunia politik katanya diperlukan kesabaran, tidak mudah baperan, tidak mudah berkecil hati jika perjuangannya belum ada hasil (terpilih). Karena politik memang adalah sebuah perjuangan yang memerlukan banyak kesabaran.

Ini katanya perna diajarkan oleh Pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan, bahkan ayat ini jauh lebih lama diajarkan ke murid-muridnya dibandingkan dengan Surah Al Maun, yakni surah Al Ashr, yang kerap disebut Dahnil adalah Surah Politik.

Dimana katanya dalam dunia politik atau siyasah itu harus mengutamakan  amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran, keduanya dibutuhkan dalam dunia politik yang dipahami dalam dunia Islam.

Terkait Perserikatan Muhammadiyah katanya, memang terbilang terlambat dalam pembahasan Fiqih Politik, padahal disisi lain tidak sedikit kadernya telah berada dalam dunia politik, sekalipun secara organisasi Muhammadiyah jauh dari dunia politik praktis.

Dahnil juga mengingatkan, jika ada kader Muhammadiyah yang terjun kedalam dunia politik praktis jangan dikucilkan dalam struktur organisasi, bahkan dijauhi dalam pergaulan. Karena itulah yang kerap terjadi dalam perserikatan Muhammadiyah, jika ada kadernya yang terjun dalam dunia politik praktis sudah dijauhi dalam pergaulan apalagi dalam organisasi.

“Seakan-akan politik itu tidak bagus, penuh intrik yang tidak baik, padahal kita sudah diajarkan oleh Kiyai Dahlan tentang politik itu, tetap juga berpegang dan mentaati kebenaran dan kesabaran,”ujar Dahnil lagi.

Dahnil juga mengingatkan, bahkan potensi perang itu kapanpun bisa terjadi, dan tidak ada satupun manusia dimuka bumi ini bisa menjamin negara itu aman dari perang.

Saat ini katanya Amerika dan Cina mengalami perang dingin akibat Taiwan, kapanpun Cina menyerang Taiwan dipastikan Amerika hadir melindungi Taiwan dari serangan Cina, mengingat itu adalah perintah konstitusi mereka.

“Jika itu terjadi, sudah dipastikan Indonesia akan mengalami dampaknya. Jangankan itu, Rusia dan Ukraina saja sudah kita rasakan dampaknya, bahkan seluruh dunia,”sebut Jubir Kemenhan ini.

Indonesiapun katanya harus tetap waspada, mengingat masih ada kelompok-kelompok tertentu yang bermaksud merongrong kedamaian di negara ini, termasuk ingin mengganti dasar negara Pancasila dengan yang lain.

“Muhammadiyah harus bisa mengambil peran untuk menciptakan kondisi aman dan stabil, Muhammadiyah sudah bersepakat bahwa Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah, artinya Pancasila adalah sebagai pedoman pemikiran dan perilaku mengenai hubungan antara agama, negara dan organisasi sekaligus sebagai ijthad politik Muhammadiyah yang bertujuan untuk menguatkan harmonisasi kebangsaan,”sebut Dahnil.

Dekan FAI Unismuh Palu, Dr. Moh Rizal Masdul, mengucapkan banyak terimaksih atas kesediaan Jubir Kemenhan Dr. Dahnil Azhar Simanjuntak dalam mengisi materi pengajian tersebut di tengah kesibukannya dalam mendampingi Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, dan berharap kedepan tetap dapat meluangkan waktunya hadir di Kota Palu, kehususnya di Kampus Biru Unismuh Palu.

Sumber:https://sultengraya.com/read/136663/jubir-kemenhan-isi-materi-di-unismuh-palu/