Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu, Dr. Rajindra, SE, MM, melalui humasnya Fery S.Sos M.Si mengatakan, selama bulan ramadhan ini, sejumlah mahasiswa Unismuh Palu bersama Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Sulteng tetap berada di lokasi bencana banjir bandang di Kabupaten Sigi.

Selama mereka disana, bertugas membantu para pengungsi, seperti membagikan makanan siap saji, menyediakan makanan sahur dan berbuka puasa yang sebelumnya sudah dikumpulkan oleh MDMC dari para dermawan.

“Universitas punya komitmen, selalu hadir ditengah-tengah masyarakat, meringankan beban bagi mereka yang tertimpa musibah,” ungkap Fery, Selasa (7/5/2019).

Bahkan Sejak bencana banjir 28 April 2019 melanda Sigi, MDMC Sulteng telah membentuk Posko di Dusun 2 Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan, tepatnya di titik pengungsian utama. Selama itu pula sejumlah mahasiswa Unismuh Palu terlibat, didampingi Dosen Unismuh Palu.

Sebagai masyarakat akademik kata Fery, sudah sepatutnya selalu berada ditengah-tengah masyarakat, minimal hadir memberikan dukungan moral, psikososial, sehingga masyarakat yang tertimpa musibah tidak terlalu larut dalam kesedihan.

“Saya kira, itu sudah menjadi salah satu tugas masyarakat kampus dan Unismuh Palu menyadari betul hal itu, apa lagi ada namanya pengabdian masyarakat, ini adalah bagian dari pengabdian masyarakat,” jelas Fery.

Saat ini kata Fery, MDMC masih menerima donasi dari para dermawan, untuk selanjutnya salurkan ke para korban bencana banjir bandang. Baik berupa paket sembako maupun pakaian layak pakai.

Bagi mereka yang ingin menyumbang uang, dapat menghubungi Dea (081350378881) Atau Fery (081287179186).

Bantuan barang bisa disalurkan langsung ke LazisMu Sulteng, di Fakultas Ekonomi Unismuh Palu.

Berdasarkan data sementara BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, sebanyak enam desa terdampak bencana banjir bandang disertai lumpur. Enam desa tersebut berada di tiga kecamatan yang berbeda, di wilayah Kabupaten Sigi.

Desa yang terdampak dimulai dari Balongga, Kecamatan Dolo Selatan. Sedikitnya, 36 rumah rusak akibat lumpur, kayu, pasir dan kerikil yang terbawa bersama banjir. Ada 47 kepala keluarga dengan total 174 jiwa, mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

Selanjutnya Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan. Sedikitnya, 500 rumah warga terdampak banjir bandang. Aparat kepolisian dari Polsek Dolo dibantu Polres Sigi, bersama BPBD Sigi, perangkat desa dan warga lainnya, berusaha membersihkan lumpur dan kayu yang menimbun rumah warga serta akses jalan raya. Sebanyak 551 kepala keluarga dengan total 2259 jiwa, diungsikan.

Desa ketiga yaitu Walatana, Kecamatan Dolo Selatan. 42 kepala keluarga di desa tersebut, juga terpaksa mengungsi.

Kemudian, Desa Omu, Kecamatan Gumbasa. Dilaporkan, lima rumah warga hanyut terbawa banjir, sedangkan 23 rumah lainnya terendam lumpur yang dibawa banjir. Sekitar 10 hektar lahan perkebunan warga dan 10 hektar sawah di desa Omu, juga terendam lumpur. Akses jalan darat terputus sepanjang 10 meter. Akses jalan ini tepat di perbatasan Kecamatan Kulawi dan Kecamatan Gumbasa. Warga yang pengungsi sebanyak 30 KK.

Desa yang kelima yaitu Tuva, Kecamatan Gumbasa. Berdasarkan informasi dari kepala desa kepada BPBD Sigi, sebanyak lima unit rumah di desa ini terendam banjir. Berdasarkan data sementara BPBD Sigi, satu warga asal Desa Bangga, dilaporkan masih hilang di dalam perkebunan warga Desa Tuva. Nama warga yang hilang diidentifikasi atas nama, H Bado (90).

Desa terakhir yang terdampak banjir di Kabupaten Sigi, yaitu Desa Salua, Kecamatan Kulawi. Desa ini berada Jalan Poros Palu-Kulawi antara Desa Salua-Sadaunta. Dilaporkan, desa ini tertimbun longsor, akibat hujan intensitas tinggi turun di pegunungan sekitar desa tersebut.

Sumber: https://sultengraya.com/78816/selama-ramadhan-mahasiswa-unismuh-dan-mdmc-di-lokasi-bencana/